Pentingnya Disaster Recovery di Tahun 2025: Mempersiapkan Diri Menghadapi Hal Tak Terduga

Memasuki tahun 2025, dunia bisnis menghadapi berbagai risiko yang semakin kompleks dan tidak dapat diprediksi. Mulai dari serangan siber, kegagalan sistem, hingga bencana alam, semua ini bisa mengganggu operasional secara signifikan. Rencana Disaster Recovery (DR) yang solid menjadi sangat penting untuk memastikan bisnis tetap berjalan dengan lancar dalam menghadapi ancaman tersebut. Dengan kemajuan teknologi, penerapan solusi DR modern seperti cloud computing, redundansi data, dan backup otomatis adalah langkah krusial yang tidak boleh diabaikan.Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa disaster recovery menjadi lebih penting di era digital saat ini dan bagaimana perusahaan bisa beradaptasi dengan tantangan-tantangan tersebut.

1. Ancaman Serangan Siber yang Meningkat

Serangan siber seperti ransomware, pelanggaran data (data breaches), dan phishing semakin canggih dari tahun ke tahun. Di tahun 2025, tren ini diprediksi akan terus meningkat. Oleh karena itu, perusahaan perlu memastikan bahwa rencana disaster recovery mereka mampu menangani ancaman siber secara efektif. Langkah-langkah yang bisa dilakukan meliputi:

  • Backup data secara rutin.
  • Melindungi data dengan enkripsi.
  • Menyediakan solusi pemulihan jarak jauh yang dapat langsung diaktifkan jika terjadi serangan.

Dengan langkah-langkah ini, risiko kerugian akibat serangan siber dapat dikurangi secara signifikan.

2. Perpindahan ke Infrastruktur Berbasis Cloud

Solusi cloud-based disaster recovery atau DRaaS (Disaster Recovery as a Service) telah merevolusi perencanaan keberlangsungan bisnis. Berbeda dengan backup tradisional yang hanya mengandalkan penyimpanan di lokasi fisik, solusi cloud menyimpan data di lokasi yang aman secara terpisah, sehingga terlindungi dari bencana alam maupun serangan siber. Keunggulan solusi cloud antara lain:

  • Skalabilitas sumber daya yang fleksibel.
  • Perlindungan data secara otomatis tanpa perlu intervensi manual.

Dengan cloud DR, perusahaan dapat merespons bencana dengan lebih cepat dan efisien.

3. Mengurangi Downtime dan Kehilangan Data

Downtime bisa menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi perusahaan. Menurut studi, setiap menit downtime dapat mengakibatkan kerugian ribuan dolar. Oleh karena itu, di tahun 2025, perusahaan harus meninggalkan metode backup tradisional dan beralih ke solusi pemulihan otomatis yang mampu mempercepat waktu pemulihan.Selain itu, kehilangan data, terutama yang bersifat sensitif bagi pelanggan, bisa merusak reputasi perusahaan secara permanen. Implementasi sistem otomatis yang mampu memulihkan data secara cepat menjadi kunci untuk menjaga operasi bisnis tetap berjalan normal.

4. Kepatuhan Regulasi dan Kepercayaan Pelanggan

Regulasi seperti Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK No. 11/POJK.03/2022) mengharuskan perusahaan untuk menerapkan kebijakan perlindungan data yang ketat guna menjaga keamanan informasi pelanggan.Perusahaan yang gagal mematuhi regulasi ini berisiko menghadapi sanksi hukum yang berat, termasuk denda besar, serta kehilangan kepercayaan pelanggan akibat kebocoran atau penyalahgunaan data. POJK No. 11/POJK.03/2022, misalnya, mengatur tentang manajemen risiko keamanan siber di sektor jasa keuangan, yang mencakup kebijakan pengelolaan keamanan informasi, pemantauan ancaman, serta mitigasi risiko terhadap serangan siber.Dengan memiliki rencana disaster recovery yang komprehensif, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka memenuhi persyaratan hukum yang berlaku serta menunjukkan komitmen kuat dalam melindungi data pelanggan. Hal ini tidak hanya mendukung kepatuhan regulasi tetapi juga meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap keamanan sistem perusahaan.

5. Pentingnya Pengujian dan Pembaharuan Berkala

Rencana disaster recovery tidak akan efektif jika tidak diuji dan diperbarui secara berkala. Teknologi, proses bisnis, dan personel terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, perusahaan harus:

  • Melakukan pengujian rencana DR sesuai skenario yang diuji.
  • Mengintegrasikan perubahan teknologi terbaru ke dalam strategi DR.

Pengujian berkala memastikan bahwa tim perusahaan siap mengambil tindakan cepat ketika bencana terjadi.

6. Membangun Ketahanan Bisnis (Business Resilience)

Disaster recovery bukan hanya soal pemulihan setelah bencana, tetapi juga tentang membangun ketahanan (resilience) bisnis. Kemampuan untuk pulih dengan cepat tidak hanya melindungi perusahaan dari kerugian finansial, tetapi juga menjaga pelayanan pelanggan dan reputasi merek tetap utuh.Perusahaan yang berinvestasi dalam strategi DR mempersiapkan diri mereka untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh di tengah tantangan yang tak terduga.

Tetap Siap Menghadapi Hal Tak Terduga dengan layanan Disaster Recovery dari Elitery

Pentingnya disaster recovery di tahun 2025 tidak bisa diremehkan. Seiring dengan evolusi lanskap digital, pendekatan terhadap disaster recovery juga harus ikut berkembang. Dengan menerapkan solusi DR modern, perusahaan dapat mengurangi risiko, meminimalkan downtime, dan melindungi data mereka. Langkah ini akan membantu menjaga kepercayaan pelanggan serta memastikan kesuksesan jangka panjang bisnis.

Ebook Panduan Pencadangan dan Pemulihan Data dari Elitery

E-Book : Tahapan Lengkap Implementasi Disaster Recovery untuk Financial Services

Elitery juga mempersembahkan Ebook Tahapan Lengkap Implementasi Disaster Recovery bagi Bisnis. Ebook ini merupakan sumber daya penting bagi organisasi yang ingin memastikan keamanan dan kelangsungan bisnis mereka.Dalam Ebook ini, akan membahas definisi dan manfaat DRaaS, serta teknologi terkini dalam solusi pencadangan dan pemulihan data. Kami juga menawarkan panduan dan praktik terbaik dalam mengelola data finansial yang akan membantu organisasi Anda mencapai tujuan bisnis mereka. Unduh sekarang disini.

Scroll to Top
×

Welcome to Elitery
Our support team is here to help you find the right solutions

×