Jenis Serangan Siber yang Diwaspadai pada Sektor Perbankan

Apa saja jenis serangan siber yang sering mengganggu transaksi perbankan?? Lalu, apakah Anda sudah memiliki strategi efektif untuk melindungi data dan sistem Anda dari serangan siber yang semakin canggih? Di era digital saat ini, industri perbankan dan keuangan di Indonesia menghadapi tantangan yang semakin kompleks dengan meningkatnya ancaman serangan siber. Dari malware hingga serangan DDoS, setiap jenis serangan memiliki potensi untuk mengganggu operasional, merugikan nasabah, dan merusak reputasi institusi keuangan.Mari kita telusuri lebih dalam melalui artikel ini, tentang agaimana ancaman siber ini dapat merugikan industri perbankan dan solusi apa yang dapat diterapkan untuk melindungi aset digital Anda.

5 Ancaman Siber yang Sering Dihadapi Bank

1. Malware

Malware, singkatan dari “malicious software,” mencakup berbagai jenis perangkat lunak berbahaya seperti virus, worm, dan trojan. Sejak tahun 1990-an, malware telah berevolusi menjadi ancaman yang semakin canggih. Di Indonesia, kasus malware semakin meningkat dengan munculnya malware perbankan yang dirancang untuk mencuri informasi pribadi dan keuangan.

Serangan malware dapat mengakibatkan pencurian data sensitif, pengambilalihan akun, dan kerusakan sistem komputer. Di sektor perbankan, serangan ini seringkali menargetkan aplikasi mobile banking dan ATM, yang berpotensi menyebabkan kerugian finansial besar bagi nasabah dan bank.

Untuk mengatasi ancaman ini, bank harus mengadopsi solusi keamanan yang canggih seperti anti-malware dan sistem deteksi intrusi. Selain itu, edukasi dan pelatihan keamanan siber bagi karyawan dan nasabah sangat penting untuk mencegah infeksi malware.

2. Phishing

Phishing adalah upaya untuk mendapatkan informasi sensitif dengan menyamar sebagai entitas yang terpercaya melalui email, pesan teks, atau situs web palsu. Di Indonesia, serangan phishing seringkali menargetkan nasabah bank melalui email atau pesan yang tampak resmi.

Serangan phishing dapat mengakibatkan pencurian identitas, akses tidak sah ke rekening bank, dan penipuan finansial. Bank dan institusi keuangan harus mengatasi masalah ini dengan cepat karena kepercayaan nasabah sangat bergantung pada keamanan data mereka.

Solusi melawan phishing meliputi penerapan otentikasi dua faktor, edukasi nasabah tentang pengenalan tanda-tanda phishing, dan penggunaan teknologi anti-phishing yang dapat mendeteksi dan memblokir email atau situs web palsu.

3. Ransomware

Ransomware adalah Malware yang mengenkripsi data atau bahkan memblokir akses data dari korban dan meminta tebusan untuk mengembalikan akses data tersebut. Serangan ransomware telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan beberapa serangan besar terjadi di sektor keuangan global, termasuk Indonesia. Contohnya, serangan ransomware WannaCry yang terjadi pada tahun 2017 menyebabkan kerugian besar di berbagai sektor, termasuk perbankan.

Dampak ransomware bisa sangat merusak. Institusi keuangan dapat kehilangan akses ke data penting, menyebabkan gangguan operasional dan kerugian finansial yang besar. Selain itu, pembayaran tebusan tidak menjamin pemulihan data, dan serangan berulang sering terjadi.

Untuk melindungi dari ransomware, institusi keuangan harus menerapkan backup data secara rutin, menggunakan enkripsi data, dan mengadopsi kebijakan keamanan yang ketat. Juga penting untuk memiliki rencana respons insiden yang efektif untuk meminimalkan dampak jika serangan terjadi.

Baca Juga : E-Book : Ransomware: Strategy Lengkap untuk Pencegahan dan Pemulihan

Elitery adalah salah satu penyedia solusi keamanan siber yang dapat diandalkan di Indonesia. Dengan pengalaman dan keahlian yang luas di bidang keamanan siber, Elitery menawarkan layanan yang mencakup pemulihan bencana, manajemen risiko siber, dan solusi keamanan komprehensif lainnya. Sebagai mitra terpercaya, Elitery membantu institusi keuangan melindungi aset digital mereka dari ancaman ransomware dan serangan siber lainnya.

4. DDoS (Distributed Denial of Service)

Serangan DDoS melibatkan penggunaan banyak komputer yang dikompromikan untuk membanjiri server target dengan lalu lintas berlebih, menyebabkan layanan tidak dapat diakses. Di Indonesia, serangan DDoS seringkali menargetkan situs web dan layanan online perbankan.

Serangan DDoS dapat menyebabkan downtime yang signifikan, mengganggu layanan perbankan online, dan merusak reputasi bank. Dampak finansial dari downtime ini bisa sangat besar, mengingat ketergantungan nasabah pada layanan online.

Untuk melindungi dari serangan DDoS, bank harus mengadopsi solusi mitigasi DDoS, seperti firewall aplikasi web, layanan cloud anti-DDoS, dan pemantauan jaringan secara real-time untuk mendeteksi dan merespons serangan dengan cepat.

5. Man-in-the-Middle (MitM)

Serangan Man-in-the-Middle terjadi ketika penyerang menyusup ke dalam komunikasi antara dua pihak untuk mencuri atau memodifikasi data yang dipertukarkan. Di Indonesia, serangan MitM seringkali menargetkan komunikasi antara nasabah dan bank melalui jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman.

Dampak dari serangan MitM termasuk pencurian informasi login, data kartu kredit, dan informasi pribadi lainnya. Serangan ini dapat merusak kepercayaan nasabah terhadap keamanan komunikasi digital dengan bank mereka.

Untuk melindungi dari serangan MitM, bank harus menerapkan enkripsi end-to-end pada semua komunikasi, menggunakan sertifikat SSL/TLS untuk situs web, dan mendorong nasabah untuk menghindari penggunaan jaringan Wi-Fi publik saat mengakses layanan perbankan.

Kesimpulan

Serangan siber terus menjadi ancaman serius bagi industri perbankan dan keuangan di Indonesia. Dengan memahami jenis-jenis serangan dan dampaknya, institusi keuangan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi diri mereka dan nasabah dari potensi kerugian. Penerapan teknologi keamanan yang canggih, edukasi terus-menerus, dan kebijakan respons insiden yang efektif adalah kunci untuk menjaga keamanan dan kepercayaan di era digital ini.

Elitery, dengan keahlian dan solusi komprehensifnya, membantu industri perbankan dan keuangan di Indonesia menghadapi tantangan ini. Kunjungi Elitery untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana Elitery dapat menjadi mitra keamanan siber yang handal bagi institusi Anda.

Layanan Elite Managed Security Services

Setelah memahami berbagai macam serangan siber, penting untuk lebih berhati-hati dalam mengelola keamanan sistem perbankan Anda. Selain mengikuti tips pencegahan, Anda dapat melindungi data dan sistem Anda dengan Elite Managed Security Services dari Elitery. Tim IT berpengalaman kami akan memantau jaringan cloud Anda untuk menjaga keamanan dan mencegah berbagai jenis ancaman siber.

Layanan dalam “Elite Managed Security Services” yang paling relevan untuk menghindari serangan siber adalah:

  • MDR Services: Dengan Managed Detection and Response (MDR), Anda akan mendapatkan pengelolaan keamanan 24/7, termasuk manajemen ancaman, deteksi tepat waktu, dan response terhadap insiden.
  • Cloud Security: Melindungi infrastruktur cloud dari serangan siber melalui Cloud Security Posture Management (CSPM), Cloud Infrastructure Entitlement Management (CIEM), and Cloud Workload Protection (CWP).
  • SOC (Security Operation Center): SOC menyediakan pemantauan keamanan 24/7, deteksi ancaman, analisis, dan response, termasuk penanganan insiden siber.

Jangan tunggu hingga serangan terjadi. Ambil langkah proaktif sekarang dengan mengunjungi halaman kami untuk mempelajari lebih lanjut dan mengamankan layanan yang Anda butuhkan di Elitery Managed Security Service. Hubungi kami sekarang!

Scroll to Top
×

Welcome to Elitery
Our support team is here to help you find the right solutions

×