Disaster Recovery Plan (DRP) adalah pendekatan terdokumentasi yang menjelaskan tentang perusahaan yang bisa dengan cepat melanjutkan bisnis setelah insiden yang tidak direncanakan.
Misalnya perusahaan Anda mengalami masalah dengan: mati listrik, kegagalan aplikasi, kegagalan sistem, bencana alam, serangan malware, serangan cyber, bencana nasional dan lain-lain. Masalah-masalah ini dapat dibuat pemecahan masalahnya dengan rencana dari DRP tersebut. Serta menekan sekeras mungkin kerugian yang membuat perusahaan rugi akibat masalah-masalah itu.
Dengan DRP, kita bisa menentukan bagaimana cara perusahaan harus merespon. Sementara rencana pemulihan berasal dari strategi pemulihan. Dalam menentukan strategi pemulihan, perusahaan dapat memeprtimbangkan isu-isu ini:
- Anggaran
- Pertanggungan asuransi
- Sumber daya
- Posisi tim manajemen
- Teknologi
- Data dan penyimpanan data
- Pemasok
- Persyaratan kepatuhan
Setelah strategi itu dikembangkan dan disetujui, strategi itu bisa segera diterjemahkan ke dalam rencana pemulihan bencana.
Adapun beberapa jenis pemulihan bencana, yang menjadi jenis dari DRP yang membantu kita keluar dalam masalah memilukan ini. Tentukan jenis pemulihan terbaik, yang menurut Anda sesuai dengan lingkungan dan kondisi masalah. Karena beda jenis DRP-nya, berbeda solusi dan strateginya.
4 Jenis Disaster Recovery Plan
Penting untuk memahami semua pilihan yang tersedia. Dengan begitu, Anda tahu jenis DRP apa yang yang sesuai dengan kebutuhan. Berikut beberapa jenis rencana tersebut:
1. Virtualization Disaster Recovery
Opsi ini dinilai ramah anggaran, akan tetapi memberikan pemulihan yang lebih fungsional daripada sekadar pencadangan data. Jika Anda memilih DR virtual, penyedia layanan akan mereplikasi seluruh lingkungan komputasi termasuk server, sistem operasi, penyimpanan, perangkat lunak, aplikasi, dan data Anda.
Baca Juga : Apa itu Virtualisasi? Inilah Manfaatnya Untuk Infrastruktur IT Anda
Virtualisasi memberikan peluang untuk mengimplementasikan DR dengan cara yang lebih efisien dan sederhana. Lingkungan virtual mampu memutar mesin virtual baru dalam beberapa menit dan menyediakan pemulihan aplikasi melalui ketersediaan tinggi. Pengujian juga lebih mudah, tetapi rencana harus memvalidasi bahwa aplikasi dapat dijalankan dalam mode DR dan kembali ke operasi normal dalam RPO dan RTO.
2. Disaster Recovery as a Service (DRaaS)
Banyak bisnis lebih memilih solusi pemulihan bencana layanan lengkap sebagai bagian dari rencana kelangsungan bisnis mereka karena mencakup semua elemen penting dari rencana DR . Dan Anda dapat memakai solusi ini, yang disebut sebagai Disaster Recovery as a Service (DRaaS) biasanya menyertakan fitur berbasis cloud. Namun, mereka tidak selalu hanya bergantung pada cloud.
Baca Juga : Perkembangan Penerapan Teknologi Cloud Computing di Indonesia Saat Ini
DRaaS berbasis cloud memungkinkan bisnis untuk segera menghubungkan kembali pengguna ke aplikasi dan layanan melalui VPN atau Remote Desk Protocol, tetapi beberapa solusi DRaaS menyertakan secondary hot site atau cool site.
Jadi, dia bisa berbasis cloud atau tidak sepenuhnya berbasis cloud.
3. Cloud-Based Disaster Recovery
Saat menggunakan pendekatan berbasis cloud (cloud-based), Anda bisa memangkas biaya dengan memakai data center penyedia cloud sebagai situs pemulihan, daripada menghabiskan lebih banyak untuk fasilitas, personel, dan sistem data center Anda sendiri. Jika Anda memilih jenis pemulihan ini, data Anda akan dilindungi dari bencana buatan manusia atau bencana alam, selama pusat data penyedia cloud Anda juga tidak terkena dampak bencana.
Cloud DR dapat berkisar dari prosedur pencadangan file di cloud hingga replikasi lengkap. Cloud DR dapat menghemat ruang, waktu, dan biaya, tetapi mempertahankan rencana pemulihan bencana memerlukan pengelolaan yang tepat. Manajer harus mengetahui lokasi server fisik dan virtual . Rencana tersebut harus mengatasi keamanan, yang merupakan masalah umum di cloud yang dapat diatasi melalui pengujian.
4. Data Center Disaster Recovery
DRP data center berfokus pada seluruh bangunan tempat bisnis menampung servernya. Ini lebih komprehensif dari sekadar melindungi komputer. Keamanan fisik, karyawan pendukung, sumber daya cadangan, HVAC, penyedia internet dan listrik, serta rencana pencegahan dan pemadaman kebakaran, semuanya berdampak pada DRP pusat data.
Penilaian risiko operasional adalah bagian penting dari DRP pusat data. Ini menganalisis komponen utama, seperti lokasi bangunan, sistem tenaga dan perlindungan, keamanan dan ruang kantor. Rencana tersebut harus membahas berbagai kemungkinan skenario. Rencana pemulihan bencana pusat data menurunkan risiko serangan siber, tetapi bencana alam besar masih dapat berdampak negatif pada data.
Meminimalkan Kerugian Bisnis Akibat Bencana dengan Disaster Recovery Plan dari Elitery
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memikirkan keberlangsungan bisnis terlebih ketika bisnis terjadi bencana, akses data dan aplikasi tetap dapat dilakukan dengan baik sehingga tidak menurutkan standar pelayanan ke customer atau pelanggan.
Elitery juga mempersembahkan ebook dengan topik “Tahapan Lengkap Implementasi Disaster Recovery untuk Financial Services”, yang menjadi panduan dalam merancang dan melaksanakan strategi Disaster Recovery yang komprehensif dan efektif.
Lindungi aset dan reputasi perusahaan Anda dengan menjamin kelangsungan usaha di tengah situasi penuh ketidakpastian. Dapatkan pemahaman mendalam tentang bagaimana mengidentifikasi risiko, mengevaluasi solusi, dan mempersiapkan tim Anda untuk menghadapi bencana. Ambil langkah penting ini dengan mengunduh ebook ini dan memastikan perusahaan Anda siap menghadapi berbagai tantangan dan bencana yang mungkin timbul di masa depan. Untuk mengunduh Ebook, silakan klik tautan di bawah ini.